Prahlad Jani, pria berumur 82 tahun yang mengaku tidak makan dan minum selama 70 tahun dan kini sedang di pelajari oleh Ilmuwan Militer India, yang kini ditempatkan di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di Ahmedabad, Gurjarat. Telegraph, Kamis (29/4/2010), melaporkan, di sana dia diawasi secara ketat oleh organisasi riset pertahanan India, yang percaya bahwa sang pria mungkin memiliki kualitas istimewa yang dapat membantunya bertahan hidup.
Memang Di India, merupakan hal lumrah bagi orang Jain dan Hindu untuk berpuasa, kadang-kadang selama delapan hari lebih, tanpa efek yang merugikan, yang merupakan bagian dari ritual keagamaan mereka. Kebanyakan orang tidak bisa hidup tanpa makanan selama 50 hari. Berdasarkan catatan, aksi mogok makan terpanjang pernah terjadi selama 74 hari.
Sekarang, Jani telah menghabiskan waktu enam hari tanpa makanan atau air di bawah pengamatan ketat dan para dokter mengatakan, tubuhnya belum menunjukkan adanya efek yang merugikan akibat kelaparan atau dehidrasi.
Jani, yang mengaku telah meninggalkan rumah pada usia tujuh tahun dan hidup sebagai pengelana sadhu atau orang suci di Rajasthan, dianggap sebagai breatharian yang bisa hidup dengan melakukan "tapa spiritual". Dia percaya, dirinya ditopang seorang dewa yang menuangkan suatu "obat mujarab" melalui sebuah lubang di langit-langit mulutnya. Pengakuannya itu telah didukung seorang dokter India yang ahli dalam studi tentang orang yang mengaku punya kemampuan supranatural, tetapi ia juga tak diakui sejumlah orang lain yang hanya memandangnya sebagai seorang "penipu dari desa".
Organisasi Pengembangan Penelitian Pertahanan India, yang ilmuwannya mengembangkan pesawat baling-baling, rudal balistik antar-benua, dan bom-bom jenis baru, percaya bahwa Jani bisa mengajarkan mereka untuk membantu para prajurit bertahan hidup lebih lama tanpa makanan, atau korban bencana untuk bertahan sampai bantuan tiba.
"Jika klaim itu terbukti, maka hal itu akan menjadi sebuah terobosan dalam ilmu kedokteran," kata dr G Ilavazhagan, Direktur Defence Institute of Physiology & Allied Sciences. "Kami akan bisa membantu menyelamatkan hidup umat manusia yang tertimpa bencana alam, berada di ketinggian, atau melakukan perjalanan laut dan berbagai kondisi alam dan kemanusiaan yang ekstrem. Kami bisa mendidik masyarakat tentang teknik-teknik hidup dalam kondisi buruk dengan hanya memiliki sedikit makanan dan air atau tidak ada sama sekali," paparnya.
Sejauh ini, Jani tampaknya diperiksa dengan cermat. Dia tidak makan atau minum cairan apa pun dalam enam hari, juga belum buang air kecil dan air besar selama waktu itu. Dia tetap bugar dan sehat serta tidak menunjukkan tanda-tanda kelesuan. Dokter akan terus mengamati dia selama 15 hari, suatu periode waktu yang mereka harap dapat melihat sejumlah kelelahan otot, dehidrasi serius, kehilangan berat badan, dan kelelahan yang diikuti kegagalan organ.
Menurut dokter Sudhir Shah, dokter yang memeriksa Jani pada tahun 2003, ia bertahan tanpa makanan atau air selama sepuluh hari dengan kondisi urine tampaknya diserap kembali oleh tubuhnya setelah terbentuk di kandung kemihnya. Keraguan ditujukan pada klaim tersebut setelah berat badan Jani sedikit turun pada akhir uji coba.